Mengapa Pencemaran Udara Meningkatkan Risiko Stroke?

Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Meskipun banyak faktor risiko yang diketahui, seperti hipertensi dan diabetes, penelitian menunjukkan bahwa pencemaran udara juga memainkan peran signifikan dalam meningkatkan risiko stroke. Partikulat halus (PM2.5) dan gas beracun seperti karbon monoksida (CO) serta nitrogen dioksida (NO2) memiliki efek merugikan pada sistem kardiovaskular, yang secara langsung berkontribusi terhadap kejadian stroke.

Ketika partikel halus dihirup, mereka kniga-sluchaya.com dapat memasuki aliran darah melalui paru-paru. Di dalam pembuluh darah, partikel ini dapat memicu peradangan dan stres oksidatif, yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah. Kerusakan ini dapat memicu pembentukan plak aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak dan zat lain di dinding pembuluh darah, yang dapat menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan stroke iskemik.

Selain itu, polusi udara juga dapat meningkatkan viskositas darah, membuatnya lebih kental dan lebih mungkin membentuk bekuan darah. Bekuan darah ini dapat menghalangi aliran darah ke otak, memicu stroke yang berpotensi fatal. Bahkan, paparan jangka pendek terhadap tingkat polusi udara yang tinggi telah dikaitkan dengan lonjakan kasus stroke, terutama di kota-kota besar dengan kualitas udara yang buruk.

Kelompok yang paling rentan terhadap risiko ini adalah lansia, orang dengan penyakit kronis, dan mereka yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi. Namun, orang sehat juga tidak kebal terhadap dampak ini, terutama jika terpapar polusi udara dalam jangka panjang.

Untuk mengurangi risiko stroke akibat polusi udara, diperlukan tindakan yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan individu. Pemerintah harus menetapkan batasan emisi yang lebih ketat dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan. Di tingkat individu, menjaga gaya hidup sehat, menghindari aktivitas fisik di luar ruangan saat tingkat polusi tinggi, dan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dapat membantu mengurangi paparan. Upaya kolaboratif ini sangat penting untuk menekan dampak buruk pencemaran udara terhadap kesehatan masyarakat.